K.H Yusuf Khudlori (Gus Yusuf) Pjs. Ketua Umum Dewan Tanfidz DPW PKB Jawa Tengah menyampaikan gagasan politiknya untuk membawa PKB Jateng menjadi partai yang kuat baik dari structur maupun cultur-nya.
PKB Jateng yang akhir-akhir ini mengalami transisi struktural, dengan pengangkatan Abdul Kadir Karding sebagai pengurus DPP, menurut Gus Yusuf perlu dibarengi dengan pembenahan kultural. Dalam sebuah kesempatan ketika dihubungi Gus Yusuf menyampaikan “di tubuh PKB sedang terjadi dua transisi, yakni transisi structural dan transisi kultural. Transisi struktural lebih pada berjalannya roda organisasi untuk menjaga soliditas pengurus DPW dan DPC PKB se-Jawa Tengah. Sedangkan transisi kultural adalah bagaimana mengupayakan agar PKB lebih dekat dengan basis partai, yakni rakyat, pesantren, dan yang tidak kalah penting adalah kiai”. Selama ini pola hubungan antara yang struktural dengan yang kultural kurang berjalan secara seimbang. Yang sering diutamakan lebih pada hubungan struktural. Maka yang terjadi, kedekatan kultural sebagai pokok perjuangan partai menjadi tersisihkan.
Dalam konteks transisi struktural yang seolah-olah menghadap-hadapkan antara Abdul Kadir Karding dengan Gus Yusuf sebagai pesaing untuk menjadi orang nomor satu di PKB Jawa Tengah, Gus Yusuf menyatakan bahwa dirinya tidak pernah merasa ada masalah dengan Abdul Kadir, apalagi berniat mengganti posisinya sebagai ketua DPW. “Ketika diundang oleh Gus Dur saya sudah menyampaikan kepada beliau bahwa saya tidak akan mempersoalkan struktur kepengurusan DPW Jateng di bawah kepemimpinan saudara Kadir Karding”, tandasnya.Ketika proses sudah berjalan secara alamiah, dengan pengangkatan dirinya sebagai pengurus DPW dan disiapkan menjadi Pjs ketua DPW PKB Jateng, Gus Yusuf menganggap bahwa ini adalah amanat. Ketika ditanya apa visi politiknya untuk membawa PKB Jateng ke depan, Gus Yusuf menjelaskan bahwa PKB tetap harus meneguhkan sebagai partai yang bergerak dijalur kultural, karena basis PKB memang dari akar rumput (grass root). “PKB tetap harus berjalan seiring dengan para kiai, karena memang beliau-beliau itu yang mendirikan PKB untuk kepentingan rakyat dan bangsa ini” tuturnya. [jf]
Kamis, 28 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
saya fikir santri dalam berpolitik sama halnya meneyerahkan kehormatan suci al-quran kurang tepat. sebab dalam pilitik hanya kekuasaan yang menang. meskipun dari darata eropa, affrika maupun asia.
kunjungi segera www.rudatilaina.wordpress.com
bagaimana dengan 2012 nanti Gus?
Posting Komentar